Kamis, 8 Juli 2010 | 17:52 LEBAK – Sejumlah aktivis mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, memprakarsai taman bacaan masyarakat (TBM) keliling ke sejumlah desa. Kegiatan ini mendapat respons tinggi dari masyarakat di setiap kunjungannya.
Salah seorang aktivis mahasiswa STKIP, Abu Sopiyan, mengatakan, TBM dibutuhkan di setiap desa, karena akses masyarakat terhadap perpustakaan masih minim, sehingga banyak warga tidak dapat menikmati layanan perpustakaan, atau TBM yang memadai dan terjangkau.
Padahal, kata dia, antusias warga dan anak desa cukup tinggi dalam mengakses TBM. Buktinya, selama kegiatan Bakti Karya Mahasiswa (BKM) STKIP Setia Budhi di Desa Luhur Jaya, Kecamatan Cipanas, yang menyediakan TBM keliling.
Tak kurang dari 100 warga/hari, antusias menyambangi TBM yang disediakan mahasiswa bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
"Kami meminta pemerintah daerah menyediakan fasilitas TBM di setiap desa. Karena, warga butuh fasilitas tersebut. Apalagi sekarang Lebak mencanangkan diri sebagai kabupaten pendidikan dan Rangkasbitung sebagai kota pelajar,” kata Abu di posko BKM di Desa Luhur Jaya.
Menurutnya, pencanangan Lebak sebagai kabupaten pendidikan, mesti diikuti ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai. Salah satunya adalah TBM atau perpustakaan desa.
Saat ini, fasilitas tersebut nyaris tidak ditemui di desa-desa yang ada di Lebak. Karena itu, agar masyarakat menjadi cerdas dan berpengetahuan, maka dibutuhkan fasilitas TBM yang memadai dan terjangkau.
"Jangan harap masyarakat dapat keluar dari kebodohan, kemiskinan, dan ketertinggalan jika pendidikan masyarakatnya masih rendah, lantaran tidak dapat mengakses fasilitas pendidikan yang baik dan berkualitas,” ujarnya.
Kepala Desa Luhur Jaya, Afat Fatah mengungkap, tidak adanya fasilitas TBM dan perpustakaan di Desa Luhur Jaya, menjadi persoalan bagi masyarakat.
"Saya melihat warga cukup antusias mengunjungi TBM yang tersedia. Tua, muda, dan anak-anak, bergabung menikmati fasilitas TBM keliling,” tuturnya. (calvin)