Rabeg, Masakan Sakral, Tanpa Khawatir Tekanan Darah Tinggi
2010-07-04, 11:28 AM
Minggu, 04 Juli 2010 | 14:21 CILEGON - Berkunjung ke Banten menjadi kurang berkesan tanpa mencicipi kelezatan masakan yang disebut rabeg.
Rabeg
adalah menu masakan berkuah yang terbuat dari daging kambing 14:21dan
jeroannya. Proses pembuatan masakan ini dimulai dari mengiris daging
dan jeroan kambing dalam bentuk kecil-kecil.
Selanjutnya,
hasil irisan daging dan jeroan tersebut, dicampur menjadi satu dan
dituangi air yang telah diberi bumbu sebagai kuahnya.
Setelah
itu dimasak sampai daging berubah warna agak kecoklatan dan bumbu
dianggap sudah meresap. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih
setengah jam.
Sampai sekarang, belum ada yang mengetahui siapa yang pertama kali memperkenalkan masakan ini.
Oleh
masyarakat Cilegon dan Serang, dahulu masakan ini dianggap sakral,
karena merupakan simbol penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga masakan ini hanya dapat dijumpai pada perayaan maulud Nabi Muhammad SAW.
Namun,
seiring dengan berjalannya waktu, makanan ini tidak hanya dapat
ditemukan pada momen muludan, tetapi juga dapat dijumpai pada berbagai
hajatan, seperti aqiqah, tasyakuran, pesta perkawinan, dan lain-lain.
Bahkan,
masakan ini sekarang dijual bebas, dan mudah dijumpai di rumah makan
dan restoran, serta pedagang nasi uduk yang ada di sejumlah lokasi di
Cilegon dan Serang.
Keistimewaan masakan rabeg terletak pada
kuahnya yang terbuat dari air murni, yang diberi bumbu dan
rempah-rempah, seperti jahe, lada, dan cabe merah, yang berfungsi
sebagai penghangat tubuh.
Kuahnya berwarna coklat, akibat dari bercampurnya berbagai macam bumbu. Kuah tersebut dianggap dapat mengurangi kandungan lemak.
Keistimewaan lainnya, rabeg juga dilengkapi dengan aneka lalapan seperti timun, wortel, dan kobis.
Aneka
lalapan ini merupakan hidangan yang dipercaya sebagai penurun tekanan
darah akibat mengkonsumsi rabeg secara berlebihan. Sehingga para
pengunjung tidak perlu khawatir dengan naiknya tekanan darah setelah
menikmatinya.
Wisatawan yang ingin menikmati rabeg, dapat berkunjung ke Cilegon dan Serang, di Provinsi Banten.
Di
kota ini banyak terdapat warung makan yang menyajikan masakan khas
rabeg, seperti warung pedagang nasi uduk di sekitar Mesjid Agung,
Jon'in Cilegon dan warung nasi uduk di depan Lembaga Pemasyarakatan
Kabupaten Serang.
Selain itu, masakan ini juga bisa ditemukan di Jalan Banten Raya No. 40, Desa Lopang Cilik, Kabupaten Serang.
Satu
porsi rabeg rata-rata dijual dengan harga Rp8.000, yang terdiri dari
rabeg, nasi samin, empeng melinjo, aneka lalapan seperti timun, wortel,
dan kobis yang telah diiris kecil-kecil, dan segelas teh manis. (yus)