Selasa, 29 Juni 2010 | 18:59 TANGERANG - Ternyata, keberadaan
rumah sakit umum (RSU) Ash-Sholihin, Kota Tangerang Selatan (Tangsel),
tidak mampu memberikan solusi bagi warga miskin yang sakit.
Sri
Wahyuni (41), warga Bambu Apus RT 001/05 Nomor 05, Kecamatan Pamulang,
Kota Tangsel, tidak bisa mendapatkan perawatan rawat inap atas penyakit
maag kronis, serta komplikasi Suspect TB Paru dan gejala DBD yang
dideritanya di rumah sakit yang belum lama diresmikan itu.
Isrti
pemulung bernama Mulyono itu, harus meminta bantuan dari lembaga
swadaya masyarakat (LSM) untuk bisa mendapatkan fasilitas perawatan
rumah sakit yang dibiayai dari APBD Kota Tangsel itu.
Sri
menceritakan, pada Minggu (27/6) dirinya minta dirawat inap di RSU
Ash-Sholihin, karena sudah tidak kuat menahan penyakit yang
dideritanya. Namun, pihak rumah sakit enggan memberikan perawatan inap kepada warga miskin tersebut, dengan alasan ruangan penuh.
Karena,
penyakit yang dideritanya semakin parah, Sri kembali mendatangi rumah
sakit yang menggunakan gedung Puskesmas Pamulang tersebut, Senin
(28/6).
Namun, dirinya kembali tidak mendapatkan respons dan harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan.
"Saya
sudah dua hari bolak-balik supaya bisa dirawat di sini. Tapi, alasannya
kamar penuh terus,” kata Sri sambil menahan sakit di perutnya.
Koordiantor
Lembaga Kesehatan Keluarga Miskin Tangsel (LKSM), Agus, yang
mendampingi Sri Wahyuni, mengatakan, istri Mulyono itu sudah menetap 29
tahun di Bambu Apus dalam keadaan hidup miskin.
Tapi, keluarga tersebut tidak terdaftar sebagai warga yang berhak mendapatkan jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
"Suaminya
hanya seorang pemulung dan tinggal di rumah yang terbuat dari triplek.
Tapi, RT setempat juga tidak pernah mendata mereka sehingga tidak
terdaftar sebagai warga yang berhak mendapat Jamkesda,” jelasnya.
Merasa diabaikan pihak rumah sakit, Agus sempat bersitegang dengan dokter jaga Unit Gawat Darurat RSU Tangsel dr Ratu.
Kemudian, Agus ke ruangan-ruangan di rumah sakit tersebut, dirinya mendapatkan beberapa tempat tidur rawat yang kosong.
"Penuh apaan. Saya lihat langsung di lantai dua, ada tempat tidur yang kosong,”ujar Agus.
Dikatakan
Agus, kejadian seperti ini bukan baru pertama kali di RSU Ash-Sholihin
Kota Tangsel. "Sudah tiga kali terjadi seperti ini. Alasannya sama,
ruangan penuh,” imbuhnya.
Sementara dr Ratu dalam perdebatan dengan pihak LSM mengatakan, tidak ada tempat tidur kosong untuk merawat pasien.
”Sabar dulu. Saat ini banyak pasien. Kami bukan menolak,”kilahnya di hadapan Agus dan Sri Wahyuni. (bintang)