Hari Pertama Kerja, Eutik Sempat Nyasar, Kebijakan Gubernur Banten, Menuai kritik.
2010-07-20, 6:19 PM
Selasa, 20 Juli 2010 | 21:14 TANGERANG - Eutik Suarta resmi bertugas sebagai Penjabat Walikota
Tangerang Selatan (Tangsel), Senin kemarin.
Dalam perjalanan
menuju kantor Walikota Tangsel, pria yang merangkap sebagai Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten ini, sempat nyasar.
"Kemarin
(Senin-red) di jalan sempat bingung dan kesasar. Akhirnya ada yang
jemput,”katanya kepada wartawan di ruangan Walikota Tangsel.
Eutik
sampai di kantor pukul 09.00 WIB. Dia sempat mencari-cari ruang
kerjanya di gedung bekas kantor Kecamatan Pamulang itu. "Maklumlah masih
baru,” katanya.
Dikatakan Eutik, agenda kerja yang akan
dilakukan adalah meneruskan tugas dari Penjabat Walikota Tangsel
sebelumnya, Shaleh MT, yang belum tuntas seperti mengawal pelaksanaan
Pilkada Tangsel 2010.
"Tugas saya meneruskan program yang sudah
ada,” kata suami dari Lili Rumawati itu.
Pria kelahiran
Pandeglang Banten itu, menegaskan akan bersikap netral dalam
penyelenggaraan Pilkada Kota Tangsel, tanpa berpihak kepada salah satu
kandidat.
"Saya tidak ada kepentingan dengan calon manapun,”
katanya.
Eutik berharap, bisa bekerja sama dengan semua elemen
dalam membangun Kota Tangsel. "Kita sama-sama membangun masyarakat,”
ujarnya.
Kemarin, mantan Penjabat Walikota Tangsel Shaleh MT
menemui Eutik dan pegawai Pemkot Tangsel, dan menyampaikan terima kasih
kepada para pegawai yang telah membantu selama bertugas di Tangsel. Kepala
Dinas Bina Marga dan Tata Raung Provinsi Banten itu juga, meminta maaf
bila selama bertugas suka marah-marah kepada pegawai.
Pengamat
pemerintahan Jajuli Abdillah, mengingatkan agar Eutik mengembalikan
fungsi birokrasi ke khittah sebagai pelayan rakyat yang netral dan
disiplin serta tidak berpolitik praktis.
"Selama ini, Pemkot
Tangsel di bawah kepemimpinan Shaleh MT cenderung mengarahkan kepada
salah satu calon. Untuk itu, kepada Eutik Suarta agar bersikap netral,”
katanya.
Pada bagian lain, kebijakan Gubernur Banten, Ratu Atut
Chosiyah yang menunjuk Eutik Suarta menjadi Penjabat Walikota Tangerang
Selatan, menuai kritik.
Penunjukan Eutik, merupakan kali kedua
yang dilakukan Atut setelah menetapkan Shaleh MT menjabat sebagai
Penjabat Walikota Tangerang Selatan.
Menurut anggota Komisi I
DPRD Provinsi Banten, Sanudji Pentamerta, meski jabatan Eutik sebagai
Kepala Disnakertrans tidak berat, tapi rangkap jabatan pasti memengaruhi
kinerja Eutik baik sebagai kepala Disnakertrans maupun Penjabat
Walikota.
"Berbicara ideal, jabatan penjabat walikota seharusnya
tidak dirangkap dengan jabatan kepala dinas. Sebab, hal itu akan
mengganggu konsentrasi Penjabat Walikota dalam menjalankan tugas sebagai
kepala daerah otonom baru,”kata Sanuji.
Kritikan serupa
disampaikan Ketua LSM Forum Peduli Banten (FPB), Harri Zaini. Ia
mengatakan, kendati kebijakan Gubernur melakukan penggantian penjabat
walikota sudah sesuai aturan, tapi kebijakan tersebut tidak tepat,
karena penjabat pengganti yang dipilih merupakan pejabat eselon II yang
masih menduduki posisi sebagai kepala SKPD.
"Kami tidak paham
dengan kebijakan gubernur ini. Meski pemilihan Eutik tidak menimbulkan
efek domino yang begitu kental namun kebijakan memilih orang yang masih
menjabat sebagai kepala dinas tetap bukan kebijakan yang tepat,” kata
Harri. (yus)
Minggu, 18 Juli 2010 | 12:09 TANGERANG - Asosiasi
Pengusaha Indonesia
(Apindo) Kota Tangerang, siap
menindak para pengusaha yang melakukan pencemaran lingkungan.
Ketua
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Tangerang, Gatot Purwanto,
mengatakan komitmen menindak pengusaha pencemar lingkungan ini merupakan
bagian dari turut berperannya Apindo Kota Tangerang dalam penegakan UU
No: 32/2009 tentang Lingkungan Hidup.
"Karenanya, saya kira para
pengusaha perlu memahami aturan ini. Jika membandel, Apindo akan memberi
sanksi. Saya kira pemberi izin usaha itu juga harus diberi tindakan,”
kata Gatot usai memberi pengarahan kepada 150 pengusaha Kota Tangerang
dalam sosialisasi UU No: 32/2009.
Sabtu, 17 Juli 2010 | 23:21 TANGERANG
- Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) sudah mulai melakukan
validasi data pemilih sejak 12 hingga 31 Juli. Namun, baru lima hari
bekerja, sudah banyak ditemukan pemilih ganda.
Ketua KPU Kota
Tangerang Selatan (Tangsel), Iman Perwira Bachsan, mengatakan dari hasil
evaluasi yang dilakukan pihaknya terhadap PPDP, pemilih ganda ditemukan
di hampir semua wilayah.
Ini, katanya, karena Data Penduduk
Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang diberikan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (Disdukcapil) ke KPU Kota Tangsel kurang maksimal.
"Dalam
evaluasi dengan PPDP dihadirkan pula Disdukcapil untuk mengetahui
secara langsung. Karena, DP4 masih belum sempurna dengan ditemukan
pemilih ganda hampir di setiap wilayah,” kata Iman.
Jum'at, 16
Juli 2010 |
16:40 TANGERANG - Semakin
ketatnya persaingan dengan masuknya produk impor setelah pemberlakuan
perdagangan bebas, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diharapkan
lebih inovatif, khususnya di Banten.
Rabu, 14 Juli 2010 | 14:02
TANGERANG – DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
berencana membentuk panitia khusus, terkait 14 indikasi penyelewengan
APBD Kota Tangsel 2009 yang ditemukan dari Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Selasa, 13 Juli 2010 | 12:04
TANGERANG – KPU Kota
Tangerang Selatan (Tangsel) telah membuka pendaftaran calon walikota dan
wakil walikota. Hingga kemarin (Senin, 11/7), sudah dua calon yang
mengambil formulir pendaftaran.
Senin, 12 Juli 2010 | 16:07
TANGERANG - Underpass Ciledug, Kota Tangerang hingga kini pengelolaannya
masih dipegang Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Meski
telah dioperasikan sejak 2008 lalu, namun serah terima tanggung jawab
pengelolaan Underpass Ciledug ini belum dilakukan Kementerian PU ke
Pemkot Tangerang.
Sabtu, 10 Juli 2010 | 14:00
TANGERANG - Pemkab
Tangerang, mengambil langkah untuk merebut pendapatan asli daerah dari
sektor pajak dan retribusi dari Bandara Soekarno Hatta.
Jum'at, 9 Juli 2010 | 17:23
TANGERANG - Aparat Satuan
Industri dan Perdagangan Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya,
bersama Polres Metro Tangerang Kabupaten, menggerebek pabrik pembuatan
tabung gas ilegal, kemarin. Pemilik pabrik berinisial SU ditahan.
Kamis, 8 Juli 2010 | 17:49
TANGERANG - Rumah sakit swasta di Kota Tangerang Selatan (Tangsel),
dinilai hanya melayani masyarakat menengah ke atas dan tidak berpihak
kepada masyarakat miskin.