TANGERANG - Sebanyak 35 anak atau lebih di Kecamatan Balaraja dan sekitarnya, saat ini masih menderita gizi buruk.
Pusat Kesehatan Masyararakat (PKM) Balaraja menggandeng sejumlah perusahaan untuk meminimalisasi penderita gizi buruk. Dua pos pelayanan gizi dibangun di wilayah ini.
Selain 35 anak tersebut, 119 orang lainnya juga saat ini mengalami gizi kurang sementara 44 anak lebih mengalami gizi lebih.
Hal ini berdasarkan hasil survei tim pemantau gizi di Puskesmas Balaraja yang menangani sejumlah desa dan kelurahan di Balaraja.
"Terjadinya gizi buruk atau gizi kurang bahkan gizi lebih ber0dasarkan hasil uji standar gizi ini, akibat masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat,” ujar Corah Usman, Kepala PKM Balaraja.
Menurutnya, terjadinya gizi buruk atau gizi kurang tidak hanya pada masyarakat ekonomi lemah. Melainkan bisa juga terjadi pada anak yang secara ekonomi sudah mencukupi. Karena pola makan yang salah, menyebabkan asupan gizi menjadi kurang.
"Hasil survei kami, rata-rata anak yang menderita gizi buruk ini, secara fisik terlihat sehat. Tapi berdasarkan standar timbangan gizi, ia dianggap masih belum memenuhi standar,” terangnya.
Ditambahkannya, beberapa hal yang menjadi alat ukur terpenuhinya gizi bagi anak, sesuai tabel standar gizi, bisa melalui perbandingan umur, berat badan, tinggi badan maupun kesehatan anak itu sendiri.
Sementara jika dilihat dari penyebabnya, bisa saja anak yang menderita gizi buruk ini, akibat kurangnya perhatian orangtua dalam memberikan asupan makanan sesuai kebutuhan anak.
Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Yully S Dewanti mengatakan, pihaknya belum menerima laporan atas kasus tersebut.
Tapi yang pasti, jika memang benar terjadi akan melakukan upaya pencegahan maupun pengobatan bagi penderita gizi buruk. (bintang)
