Sinar Banten Online



File Catalog
Main | Registration | Login

Main » Files » Serang

"Mau Dibawa Kemana Arah Kepemimpinan Banten”
2010-07-02, 3:05 PM

Jum'at, 02 Juli 2010 | 18:02
SERANG - Desentralisasi melalui otonomi daerah di Indonesia, dinilai Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Lili Romli, telah dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperjuangkan kelompok tertentu dengan menciptakan oligarki politik.

"Dengan kekuasaan politik dan ekonomi yang kuat, ada pihak tertentu menduduki dan memperkuat diri dengan mengambil keuntungan dari demokrasi dan otonomi daerah. Meski dipilih langsung oleh rakyat, demokrasi telah dibajak,”kata Lili dalam sebuah seminar yang dilaksanakan LSM Rakyat Indonesia (RI), bekerja sama dengan Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri bertema "Mau Dibawa Kemana Arah Kepemimpinan Banten” di Graha Pena Radar Banten, Jalan Kolonel Tb Suwandi, Lontar Baru, Kota Serang.

Menurut Lili, pembajakan demokrasi ini hampir terjadi di seluruh daerah di Indonesia dan menggunakan sistem pemilihan langsung kepala daerah.

Meski sah secara aturan, kata pengamat asal Pontang, Kabupaten Serang, ini namun cara yang dilakukan adalah pembajakan demokrasi dengan melakukan intimidasi dan money politics untuk memperoleh kekuasan.

"Ini terjadi hampir di seluruh daerah, misalnya di Makassar dan Medan. Bahkan di Kediri ada calon kepala daerah yang merupakan istri-istri dari incumbent (penahana-red). Pertanyaannya adalah, apakah oligarki dan pembajakan demokrasi ini terjadi di Banten,” tanya Lili.

Pemilihan langsung kepala daerah oleh rakyat, kata Lili, merupakan sirkulasi elite politik lokal dan di Indonesia malah terjadi untuk mempertahankan status quo.

Lili mengungkapkan, sekitar 90% penahana yang kembali mencalonkan diri menjadi kepada daerah terpilih kembali karena mempunyai intimidasi ekonomi melalui sumber daya pemerintahan.

Seharusnya, menurut Lili, jika penahana tidak menunjukkan kemajuan menyejahterakan rakyat maka rakyat harus memberikan hukuman dengan cara tidak memilih kembali.

Untuk mengarahkan rakyat bersikap demokratis dan memberikan pelajaran kepada penahana yang gagal harus melalui civil society atau lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan.

"Arah kepemimpinan Banten tergantung rakyat karena dalam demokrasi kita bisa memilih dan memberikan sanksi untuk tidak memilih pemimpin yang tidak baik. Karena itu, saya menagih daya kritis civil society di Banten untuk menciptakan pemimpin yang baik,” ujarnya.

Menurut Lili, jika Banten ingin menjadi daerah maju dan menyejahterakan masyarakat maka pemimpin Banten baik gubernur maupun bupati/walikota harus menggali kearifan lokal di Banten.

"Tugas kepala daerah dan masyarakat Banten untuk menemukan kearifan lokal tersebut,” ujarnya.

Selain Lili, pembicara lain, yaitu akademisi Untirta, Dr Muhyi Mohas. Menurut Muhyi, peta kepemimpinan menuju penciptaan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Ia mencontohkan, di Jembrana, Bali, pelayanan kesehatan dan pendidikan adalah paling penting yang dilakukan kepala daerah.

"Kepemimpinan yang cerdas, adalah yang memahami lingkungan dan melakukan kebijakan untuk kepentingan rakyat bukan hanya lips service. Jika Banten punya slogan Iman dan Takwa, laksanakan itu,” ujarnya.

Menurut Muhyi, demokrasi harus dibatasi oleh hukum yang bukan hanya dilihat dari undang-undang tapi keadilan dan kepatutan. Sehingga, lanjutnya, meski undang-undang tidak baik, jika penegak hukum baik dan jujur menciptakan keadilan maka demokrasi akan berjalan dengan baik.

Muhyi menyoroti peran penting perguruan tinggi untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Menurut Muhyi, perguruan tinggi jangan terkooptasi oleh kepentingan pemerintah seperti yang terjadi di Orde Baru tapi memberikan kontribusi dengan mendesain perubahan kepemimpinan yang baik.

"Sepanjang undang-undang dibuat manusia pasti ada kelemahan, tapi jangan sampai kita berapologi undang-undang lemah, tapi bagaimana demokrasi dibatasi oleh hukum yang menilai patut dan tidak patut. Jadi bicara demokrasi, meski undang-undang jelek akan menciptakan keadilan yang baik jika terdapat jaksa dan hakim yang baik,” ujarnya.

Acara seminar dihadiri Asda I Pemprov Banten, Syafrudin Ismail, Ketua LSM-RI Banten Syarifudin, Dewan Penasehat LSM-RI Banten, Matin Syarkowi, dan perwakilan Kejati Banten, dan Polda Banten. (AM)

Category: Serang | Added by: sinarbanten
Views: 2628 | Downloads: 0 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form
Section categories
Serang [94]
Cilegon [99]
Pandeglang [37]
Lebak [75]
Tangerang [32]
Rangkasbitung [55]
Nasional [34]
Selebritis [26]
Tips [9]
Teknologi [6]
Search
Our poll
Menurut Anda apakah Ariel & Luna, AKAN mengakaui video yg saat ini santer di tudingkan ...???
Total of answers: 12
Tag Board
Site friends
  • Create a free website
  • Your Online Desktop
  • Free Online Games
  • Video Tutorials
  • All HTML Tags
  • Browser Kits
  • Statistics

    Pengunjung hari ini: 1
    Pengunjung: 1
    Admin: 0
    Copyright MyCorp © 2024