Minggu, 27 Juni 2010 | 19:02 SERANG - Sebanyak 11 grup kesenian Bendrong Lesung dari Desa Salira, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang Banten, unjuk kebolehan didepan ratusan penonton dalam acara Festival Bendrong Lesung.
Sebelas grup kesenian yang unjuk kebolehan dalam festival ini, yakni diantaranya Team Lo, Luwung Tume, Nurul Iman, Nyai Ronggeng, Domblang, Putri Duyung, Nenek Lampir, dan Geboy.
Yang menarik dalam festival ini, adalah usia rata rata pemain dalam kesenian Bendrong Lesung, sekitar 45 tahun ke atas. Namun demikian, gerakan mereka tetap energik untuk menjadi yang terbaik dalam festival tersebut.
Mira salah satu panitia festival Bendrong Lesung mengatakan, festival ini digelar selain ajang sialturahmi sesama warga Salira, juga untuk melestarikan kebudayaan daerah yang hampir punah, karena derasnya kebudayaan barat.
Menurutnya, pada festival ini, setiap peserta membawa lagu bebas, antara lain lalu dangdut religi dan lagu pop, dengan durasi waktu rata rata 6 hingga 7 menit.
"Dalam festival yang berlangsung selama tiga jam ini, tiga grup Bendrong Lesung terbaik, akan mendapatkan trophy dan uang pembinaan,"ujar Mira.
Aci salah satu juri pada festival Bendrong ini mengaku, untuk penilaian festival Bendrong Lesung sangat banyak, diantaranya vokal, musik atau irama ketukan, variasi gerak, kostum keseragaman busana, dan kekompakan.
Dalam festival ini, panitia memutuskan, tiga peserta terbaik adalah, Bendrong Lesung grup Nyai Ronggeng dari Salira Tengah, grup Doblang dari Salira Sumur Lubang, dan Grup Rt06/02 dari Salira Waringin.
Siti Nikmawati selaku Pimpinan Grup Bendrong Lesung Nyai Ronggeng, usai memperoleh tropy, mengaku senang grupnya menjadi juara 1.
"Selain dadakan, waktu persiapan kami sangat mepet sekali, tapi alhamdullillah kami bisa jadi juara juga,"ujarnya bangga.
Siti juga berharap, agar festival kesenian Bendrong Lesung yang merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun, jangan sampai punah.
"Uang dan juara bukan merupakan hal yang penting bagi kami. Yang terpenting adalah bagaimana caranya supaya kita bisa mensosialisasikan kesenian daerah Bendrong Lesung ini. Saat ini, jangankan sama orang luar, sama anak muda lingkungan sendiri pun, mereka bertanya tanya apa sih bendrong lesung itu. Kami cukup prihatin pak,"ujar Siti. (Je’o)