Gubernur Dan 4 Menteri Akan Launching Penangkaran Badak di Ujung Kulon
2010-06-20, 1:45 PM
Minggu, 20 Juni 2010 SERANG
- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Gubernur Banten, Ratu Atut
Chosiyah, Senin (21/6), dijadwalkan akan melakukan launching
penangkaran Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus), di Pulau Peucang,
Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang.
Kepala
Biro Humas dan Protokol Provinsi Banten, Nandy Mulya, saat dihubungi
Minggu (20/6) mengatakan, sedikitnya terdapat empat kementerian yang
akan mengikuti acara penangkaran Badak Jawa tersebut.
Masing-masing, dari Kementerian Dalam Negeri, Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Kementerian ESDM.
Namun
Nandy menyatakan, hingga kini baru Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
yang telah menyatakan kesiapannya untuk berangkat, sedangkan tiga
menteri lainnya masih belum memberikan kepastianya.
Selain pihak
Balai TNUK selaku leading sektor dari kegiatan tersebut, Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah, bersama unsur Muspida dipastikan akan hadir
dalam acara tersebut. Bahkan terdapat sejumlah acara lain dalam
rangkaian acara tersebut. "Diantaranya peluncuran PNPM Mandiri pedesaan
di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang,” ujarnya.
Sebelumnya,
Atut menyatakan, koordinasi tentang Balai TNUK, bukan saja terkait
masalah penangkaran. Namun juga terkait potensi-potensi TNUK yang akan
dikembangkan menjadi kawasan wisata.
"Selama ini masyarakat
tidak pernah bisa melihat dengan mata telanjang badak ujung kulon,
mudah-mudahan nanti akan bisa.,” kata Atut.
Sementara Kepala
Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Banten, Agus Priambudi
mengungkapkan, bertepatan dengan launching penangkaran Badak jawa
tersebut akan disepakati menjadi Hari Badak Jawa Internasional.
Selanjutnya, pada tanggal yang ditetapkan itu Badak Jawa diperingati secara internasional.
Menurut
Agus, saat ini populasi badak jawa di Ujung Kulon jumlahnya sekitar 50
hingga 60 ekor. diatas areal lahan 38 ribu hektar. Diatas areal
lahan seluas itu, kata Agus, kemungkinan bertemu antara badak jantan
dan betina sangatlah kecil. Makanya, pertambahan habitat akan sulit
terjadi.
Terkait penangkaran ini, selanjutnya badak-badak itu akan dikurung kedalam lahan seluas 3.000 hektar saja.
"Luas
areal lahan itu telah meliputi kajian ketersediaan makan dan minum
serta kesiapan lainnya. Termasuk pemagaran beraliran listrik,"ujar
Agus. (yus)