Rabu, 21 Juli 2010
| 20:09 SERANG - Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera) Provinsi Banten,
menuding Gubernur Banten, Ratu Atut Choisiyah, merupakan otak dibalik
temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dalam laporan hasil
pemeriksaan pengelolaan keuangan Pemprov Banten sehingga mengakibatkan
kerugian daerah Rp13,08 miliar.
Mereka juga menuding, Gubernur
dan DPRD Banten, pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kerugian
daerah di tahun-tahun sebelumnya yang hingga kini tak ditindaklanjuti.
"Kerugian
daerah dari tahun 2007 hingga 2009 hampir mencapai Rp 1 triliun. Yang
paling bertanggung jawab atas semua kerugian Banten ini adalah Atut, dan
lembaga legislatif,” teriak Koordinator Lapangan (korlap) aksi, Usep
Saepudin saat aksi di depan Gedung Pendopo Gubernur, Rabu (21/7).
Usep
juga mendesak, kepala SKPD yang paling besar melakukan penyelewengan
diberhentikan dari jabatannya. Di antaranya, dinas kesehatan, dinas
pendidikan, dinas bina marga dan tata ruang (DBMTR), dinas sumber daya
air (SDA) dan SKPD yang kerap ditemukan penyelewengan.
"Angka
belasan, bahkan hingga mencapai satu triliun bukan angka yang kecil.
Jika di SKPD yang sama berturut-turut ditemukan, buat apa
dipertahankan,”tandas Usep.
Tak hanya itu, dalam aksi itu juga,
Usep bersama puluhan mahasiswa berbagai aliansi, meminta aparat hukum
melakukan pemeriksaan. "Harus ada kejelasan status temuan ini. Aparat
hukum, baik kejati dan kepolisian segera melakukan pengusutan,”ujar dia
lagi.
Dari pantaun, aksi yang dilakukan sejumlah aliansi
mahasiswa, di antaranya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
Serang, Kumpulan Mahasiswa Lebak (Kumala) PW Serang, Komunitas Soedirman
30, PP Hamas, Kumpulan Mahasiswa Pandeglang (Kumandang), Ikatan
Mahasiswa Muslim (IMM)Banten, Himpunan Mahasiswa Tangerang (Himata)
Banten.
Dalam aksi itu, ketika mahasiswa hendak menerobos masuk
gedung Pendopo sempat bersitegang dengan aparat kepolisian dan Satpol
PP.
Mahasiswa juga sempat menuntut, agar aparat menangkap dan
menyeret pejabat dari satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) yang
terindikasi korupsi, tindak tegas pejabat secara administrasi
pemerintahan, dan SKPD harus mengembalikan uang rakyat yang sudah
dikorupsi. (yus)
Rabu, 21 Juli 2010 | 10:48 SERANG –
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten,
berjanji akan menuntaskan
kasus suap Rp 1,5 miliar kepada anggota DPRD Pandeglang periode
2004-2009, dan kasus dugaan korupsi penggunaan pinjaman daerah Pemkab
Pandeglang ke Bank Jabar Banten Cabang Pandeglang sebesar Rp 200 miliar
tahun 2006.
Selasa, 20 Juli
2010 | 23:15 SERANG - Sudianto (55), warga Tanjung Priok, Jakarta,
Selasa (20/7)
ditangkap aparat Polsek Kramatwatu, Serang, di rumah saudaranya di
Kramatwatu, Kabupaten Serang.
Selasa, 20 Juli 2010 | 23:12 SERANG -
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
yang menemukan adanya penyimpangan dana APBD Banten tahun 2009 sebesar
Rp13,8 miliar dari Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, Dinas Kesehatan, dan
Dinas Pendidikan,mulai diselidiki Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten.
Senin, 19 Juli
2010 | 22:05 SERANG -
Empat terdakwa korupsi bantuan perkuatan permodalan koperasi
sebesar Rp4,8 miliar, Sadeli, Sukria, Hatami dan Doddy, oleh Jaksa
Penuntut Umum (JPU) dituntut masing-masing dengan hukuman 5 tahun dan 8
bulan, denda Rp200 juta, subsider kurungan 1 tahun, serta diharuskan
membayar uang perkara sebesar Rp5000,-.
Hal tersebut terungkap
dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Senin (19/7), dipimpin
hakim Martini Marja, didampingi dua anggotanya, Ucu Jaya Sarjana, dan
Toto Ridarto. Sementara empat terdakwa, didampingi kuasa hukumnya, Anwar
Supena.
Senin, 19 Juli 2010 | 21:05
SERANG - Halili (39), ketua Rukun Tetangga (RT) 028/06, Perumahan Puri
Citra, Desa Pipitan, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, terpaksa
berurusan dengan hukum, lantaran tertangkap oleh petugas Reskrim Polsek
Walantaka, saat sedang berjudi bersama lima warganya.
Selain
ketua RT, polisi juga berhasil mengamankan tersangka lima warganya saat
judi domino di rumah salah seorang warganya di Blok F2.
Dari
lokasi penggerebekan, polisi mengamankan uang sebesar Rp 630 ribu yang
digunakan dalam permaianan berjudi, 1 set kartu domino serta karpet yang
digunakan alas berjudi.
Senin, 19 Juli 2010 | 20:07 SERANG – PT
Pertamina (Persero) hingga
kini belum bisa menarik
peredaran tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram yang tidak memiliki
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hal tersebut karena PT
Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan
minyak dan gas bumi di Indonesia, baru akan menghilangkan tabung gas
elpiji non - SNI dari peredaran pada 2012 mendatang.
Minggu, 18 Juli 2010 | 21:12
SERANG - Gelombang laut di perairan Selat Sunda wilayah Utara, mencapai
ketinggian 2,5 sampai 4 meter. Hal tersebut, sangat membahayakan bagi
nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Serang,
meminta para nelayan di kawasan tersebut untuk waspada.
Cuaca ekstrem di lautan tersebut juga diperediksi akan berlangsung
sampai pertengahan Agustus 2010.
Hal
tersebut disampaikan petugas Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Serang, AbdulMutholib.
Minggu, 18
Juli 2010 | 21:01 SERANG –
Penjabat Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Muhammad Shaleh,
diberhentikan dari jabatanya oleh Menteri Dalam Negeri, Gamawan
Fauzi, sebagai Walikota Tangsel, Minggu (18/7).
Shaleh
diberhentikan, karena masa jabatanya sebagai penjabat walikota Tangsel,
sudah berakhir dan tidak bisa kembali diperpanjang.
Pemberhentian
Shaleh ini, ditandai dengan dilantiknya penjabat walikota baru, yakni
Eutik Suharta yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten.
Minggu, 18 Juli 2010 | 12:09
SERANG - Akibat cuaca buruk yang
terjadi beberapa hari ini, produksi ikan tangkap yang tersedia di Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, menurun
drastis.
Bahkan, ketersediaan ikan diprediksi bakal langka
apabila beberapa hari ke depan kondisi cuaca belum membaik.
Menurut
Koordinator Pemasaran TPI Lontar, Akhmad Boy, pada kondisi normal hasil
tangkapan ikan yang dikumpulkan ratusan nelayan ke TPI mencapai dua ton
per hari.
Tapi sejak kondisi cuaca memburuk beberapa hari
terakhir ini turun drastis hingga hanya mampu menghasilkan sekira
setengah ton.