Kamis, 24 Juni 2010 RANGKASBITUNG - Sejumlah pengrajin gula merah, ala tradisional di wilayah Lebak, Provinsi Banten, terancam gulung tikar. Mereka bukan saja terjepit modal, namun juga sulit untuk mendapatkan bahan baku dan belum pernah mendapatkan suntikan modal daari pemerintah daerah.
"Kami ini sudah hampir setahun berusaha untuk memproduksi gula merah dengan cara tradisional. Selain sulit mendapatkan bahan baku berupa aren, juga terjepit masalah modal. Karenanya, sebagian komunitas kami sudah banyak yang gulung tikar,” kata Emboh, salah seorang pengrajin gula di Lebak.
Selaku masyarakat pengrajin gula, tentu saja sangat berharap ada program bantuan modal dari pemerintah. Karena dengan memberdayakan masyarakat melalui bantuan modal akan membantu meringankan beban usaha serta turut menyukseskan program perekonomian di Lebak.
"Kami pernah kedatangan orang yang mengajak untuk mengamprah modal ke bank. Namun persyaratannya sangat berat, karena harus ada jaminan. Kami tidak mau usaha dibayang-bayangi utang, sehingga kami hanya bisa usaha untuk sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu salah seorang pedagang gula di Lebak, Rumsiah mengaku sudah lama tidak pernah mendapat pasokan atau kiriman gula dari pengrajin. Sehingga, dia harus membeli gula dari luar Lebak. "Ya, karena harus mencari gula ke luar lebak, kami pun terpaksa mengeluarkan ongkos kirim,” katanya. (yus)
