Akibat Bangunan Sekolah Ambruk, Siswa Madrasah Belajar Terlantar
2010-07-05, 4:24 PM
Senin, 5 Juli 2010 | 19:21 RANGKASBITUNG - Ratusan siswa madrasah di Kampung Garung Sabrang, dan Garung Cikadu, Desa Cihujan, Kecamatan Cijaku, belajar terlantar.
Kondisi tersebut terjadi, akibat bangunan sekolah mereka ambruk sebulan lalu.
Karena tak lagi memiliki bangunan sekolah, para siswa terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah milik kiayi.
Sejumlah warga mengaku sejak ambruknya bangunan sekolah sebulan lalu, sampai sekarang kondisinya terbengkalai. Pasalnya, belum ada pihak baik itu dari pemerintah daerah maupun pihak kantor kementrian agama setempat. Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan.
Para siswa yang terlihat antusias menempuh pendidikan dasar agama, hanya bisa menepuk dada, dan tetap belajar meski hanya di sebuah rumah.
Rumah yang mereka jadikan tempat belajar adalah rumah milik kiayi, sebagai gurunya sendiri.
"Kami sangat prihatin melihat para siswa madrasah belajar terlantar. Kami sudah sampaikan keluhan siswa ke dewan, dengan harapan ada upaya perbaikan gedung sekolah dari pemerintah daerah maupun dari kantor kementrian agama setempat,”kata Usman, warga Cijaku.
Menyikapi masalah tersebut, anggota DPRD Lebak dari Fraksi Partai Golkar, H Suryadi, Senin (5/7), mengaku menerima keluhan warga yang menginginkan ada pembangunan madrasah di daerahnya.
Mereka menganggap pembangunan sarana prasarana pendidikan agama sangat penting, karena pendidikan agama bisa memberikan pindasi agama.
Oleh karena itu, Suryadi mengaku akan berupaya membahas masalah ini melalui fraksinya. Setelah dibahas di fraksi, masalah tersebut akan dilanjutkan pembahasannya di komisi.
"Pembangunan sarana pendidikan agama bagian dari kewajiban pemerintah. Dengan pembangunan sarana pendidikan agama akan menciptakan kualitas SDM yang taat dan patuh terhadap disiplin ilmu agama,”katanya.
Hal serupa dialami para siswa madrasah di Desa Lewi Coo, dan Desa Lewi Coo Barat, Kecamatan Muncang. Di dua desa tersebut belum pernah ada pembangunan gedung madrasah.
Meski tidak ada bangunan madrasah, mereka tetap belajar di rumah penduduk dan di majelis taqlim.
"Saya sudah sering mengecek keberadaan pendidikan diniyah di Muncang. Antusias warga sangat tinggi untuk menimba ilmu agama. Namun yang menjadi masalah, pemerintah belum memaksimalkan pembangunan sarana madrasah. Saya berharap kepada kementrian agama kabupaten lebak dan pemerintah daerah agar mengalokasikan anggaran pembangunan madrasah,” kata H. Aminudin, anggota DPRD dari F-PDIP Lebak.(yus)