Darmin Nasution
|
Jum'at,
30 Juli
2010 | 15:22
JAKARTA - Diwarnai walkout dan hujan interupsi, rapat paripurna Dewan
Perwakilan Rakyat, akhirnya menetapkan Darmin Nasution sebagai Gubernur
Bank Indonesia.
"Keputusan rapat paripurna ini sah, Darmin
Nasution ditetapkan sebagai Gubernur Bank Indonesia,"kata ketua rapat
paripurna, Priyo Budi Santoso dari Fraksi Golkar, di ruang sidang
paripurna DPR kemarin sore.
Selanjutnya hasil rapat paripurna
akan diserahkan kepada Presiden untuk dibuat keputusan Presiden tentang
pengesahan Darmin Nasution sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Dalam
uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi Keuangan dan Perbankan DPR
pekan lalu, semua fraksi mendukung Darmin sebagai Gubernur Bank
Indonesia.
Meski demikian, Komisi memberikan sembilan catatan
berkaitan dengan dukungan itu, antara lain Darmin harus mengundurkan
diri dari jabatannya jika berstatus terdakwa, tanpa menunggu adanya
keputusan berkekuatan hukum tetap dari penegak hukum.
Namun, saat
rapat paripurna digelar, Fraksi PDI Perjuangan dan Hati Nurani Rakyat
memilih melakukan walkout.
PDIP memilih ke luar ruangan setelah
rapat menolak usulan mereka agar dilakukan voting tertutup dalam
pengambilan keputusan.
"Kami meminta voting. Karena menyangkut
nama orang, maka dilakukan secara tertutup,"kata Tjahjo Kumolo, Ketua
Fraksi PDIP.
Adapun juru bicara Fraksi Hanura, Syarifuddin
Suding, mengatakan fraksinya menghargai keputusan Komisi Keuangan dan
Perbankan, yang melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Darmin.
Namun
Hanura, ujarnya, tetap konsisten pada hasil rapat paripurna DPR dalam
kasus dana talangan Bank Century.
Rapat tersebut menyatakan,
Darmin sebagai salah satu pihak yang dianggap bertanggung jawab dan
harus diproses hukum.
"Untuk itu, Hanura menolak pencalonan
Saudara Darmin sebagai Gubernur Bank Indonesia,"kata Suding.
Sedangkan
fraksi-fraksi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan Koalisi tetap
menyatakan dukungan terhadap Darmin.
Fraksi Gerakan Indonesia
Raya, yang tidak tergabung Sekretariat Gabungan Koalisi, juga mendukung
mantan Direktur Jenderal Pajak itu sebagai Gubernur Bank Indonesia.
"Kami
mendukung semua keputusan yang telah dicapai di Komisi XI (Komisi
Keuangan dan Perbankan DPR), yaitu menyetujui Saudara Darmin sebagai
Gubernur BI dengan disertai sembilan catatan yang merupakan komitmen
yang tak terpisahkan,"kata juru bicara Gerindra, Sadar Subagyo.
Perdebatan
hangat berlangsung selama rapat paripurna dan beberapa kali rapat
diskors. Walkout dua fraksi itu tidak mempengaruhi rapat paripurna dalam
pengambilan keputusan. Rapat dinyatakan memenuhi kuorum.
Anggota
Komisi Keuangan dan Perbankan DPR dari Fraksi PDIP, Maruarar Sirait,
menyesalkan sikap Hanura yang menolak Darmin.
"Kenapa
dipermasalahkan baru hari ini? Mestinya jangan di paripurna, tapi saat
di Komisi XI,"kata Maruarar, yang juga ikut melakukan walkout.
Adapun
sebelumnya dalam pandangan fraksi, tujuh fraksi menyatakan mendukung
calon yang diusung Komisi Keuangan.
Tujuh fraksi itu, adalah
Demokrat, Golkar, PKS, PAN, PKB, PPP, dan Gerindra. Satu fraksi menolak,
yaitu Hanura. Adapun PDIP meminta paripurna untuk melakukan voting one
man one vote secara tertutup.
Sementara beberapa politisi dari
fraksi partai Golkar berbeda pendapat soal pemilihan Darmin Nasution
sebagai calon Gubernur Bank Indonesia.
Hal itu diakui anggota
fraksi Golkar, Yorys Raweyai usai rapat koordinasi internal fraksi
Golkar di Jakarta, Kamis (29/7). "Itu bagian dari dinamika," katanya.
Namun,
kata Yorys, fraksi Golkar sudah sepakat untuk menerima pencalonan
Darmin dengan beberapa catatan.
Catatan itu, ungkap dia, memang
terkait dengan permasalahan Century."Golkat juga tidak bisa mengkhianati
amanat rakyat di kasus Century," ujarnya. (*)