Jum'at, 13
Agustus
2010 | 21:06
RANGKASBITUNG - Lusi (26) seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab
Saudi, warga Lebak Sambel, Keluraham MC Timur, Kecamatan Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dikabarkan menghilang di Arab Saudi
setelah keluarga kehilangan kontak dengan Lusi dan melaporkannya ke
Dinas tenaga Kerja, Transmigrasi dan social (Disnakertros) Lebak.
Guna
mengetahui keberadaan lusi, Disnakertransos Lebak, akan bekerja sama
dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dan
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Arab Saudi.
Informasi yang di himpun, Lusi berangkat sebagai TKI ke Arab Saudi tidak diketahui Disnakertanssos setempat.
Pasalnya,
wanita yang hanya mengeyam bangku sekolah tingkat pertama itu melalui
pengerah jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) PT Salha Putri Tunggal yang
beralamat di Cipinang Jakarta pada tanggal 22 April 2010.
Menghilangnya
Lusi, pertama kali diketahui setelah orang tua korban bernama Oni
Sahroni menerima kabar, pada 7 Agustus 2010 dari Rahma selaku teman Lusi
yang juga bekerja di majikan tersebut.
Rahmah menceritakan bahwa
Lusi kabur dari rumah majikanya, karena percobaan perkosaan oleh
majikannya. Semenjak itu, keberadaan Lusi belum diketahui.
Kepala
Dinas Disnaketransos Lebak, H Ujang Bahrudin, membenarkan kasus
menghilangnya seorang TKI bernama Lusi warga Kelurahan Lebak Sambel,
Kecamatan Rangkasbitung.
"Memang benar, Selasa kemarin kami
mendapatkan pengaduan dari orang tua korban bernama Lusi, bahwa anaknya
telah hilang di tempat majikannya bekerja di Arab Saudi,” kata Ujang
saat di hubungi melalui telpon genggamnya, kemarin.
Dijelaskan
Ujang, korban berangkat 22 April 2010 melalui pengerah jasa tenaga kerja
Indonesia (PJTKI) PT Salha Putri Tunggal yang beralamat di Cipinang
Jakarta Timur.
Keberangkatan korban tidak tercatat pada
Disnakertansos Kabupaten Lebak."Kami akan tetap berusaha untuk mencari
korban. Kenadati korban berangkat tidak terdaftar pada
Disnakertrnasos,”tutur mantan kepala Kesbanglimaspol itu.
Untuk
itu, Ujang menghimbau kepada para calon TKI untuk melaporkan
keberangkatannya kepada Disnakertransos. Sehiangga bila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan bisa dengan cepat diketahui.
"Langkah awal
yang akan kami lakukan, adalah dengan mengklarifikasikannya dengan PJTKI
yang memberangkatkan korban,”imbuhnya seraya menambahkan, di duga
dokumen penempatan kerjanyapun "bodong" alias tidak sah. Pasalnya, dalam penempatan kerja dijanjikan di Mekkah, namun setelah tiba di Arab Saudi dia bekerja di Kota Riyad.
"Selain
itu, dalam waktu dekat ini kami akan mengontek Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) dan Kedutaan Besar Republik
Indonesia untuk menemukan kasus menghilangnya TKW asal Lebak,”
tukasnyta. (yus) |
| -
|
|