Sebagai Pengganti Ruislag Bangunan Rutan, Pemkab Siapkan Lahan 5 Hektar
2010-07-13, 6:15 PM
Selasa, 13 Juli 2010 | 21:13 LEBAK - Pemkab Lebak, mengaku siap menyediakan lahan
seluas 5 hektar untuk kepentingan pembangunan rumah tahanan negara
(Rutan) Rangkasbitung. Namun demikian, lahan tesebut bisa diruislag
dengan eks bangunan Rutan lama yang rencananya akan dibangun
perpustakaan dan museum daerah.
Demikian hal itu diungkapkan
Wakil Bupati Lebak, Amir Hamzah saat menerima kunjungan Kepala Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM Propinsi Banten, Popi Pujiaswati SH MH, di
Gedung Negara Kabupaten Lebak, Selasa (13/7).
"Kami siap
menyediakan lahan itu untuk kepentingan pembangunan rutan. Karena
kehadiran rutan sangat penting untuk menampung dan membina warga binaan
rutan. Para tahanan dan napi juga perlu ada perlakuan hak dalam
kehidupan. Karenanya, bangunan rutan sekarang sudah kurang layak,
mengingat jumlah penghuni kian bertambah,” kata Amir.
Amir
menjelaskan, lahan yang akan disediakan itu masih berlokasi di kota,
wilayah Kecamatan Rangkasbitung. Akan tetapi, mengingat kondisi PAD
Kabupaten Lebak sampai saat ini belum mencapai target, pemerintah baru
sanggup hanya menyediakan lahan atau tanah saja.
"Pemerintah
punya rencana jika terjadi ruislag bangunan rutan dengan pemkab, maka
bangunan rutan lama akan dijadikan perpustakaan dan museum daerah. Ini
dilakukan guna meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten
Lebak. Dengan perpustakaan yang representatif, minat baca akan semakin
meningkat,"ujar Amir.
Sementara itu, Kepala kanwil kementrian
hukum dan HAM Provinsi Banten, Popi, meyambut baik rencana ruislag.
Namun pemerintah diharapkan bukan saja menyediakan lahan, melainkan
termasuk menuediakan bangunan baru. "Jika ruislag ini terlaksana,
kami akan segera menyampaikan hal ini ke kementrian hukum dan HAM,” ujar
Popi.
Kepala Rutan Rangkasbitung, M Akbar Hadi Prabowo, SH MH,
dan Kepala Divisi Administrasi Rutan Rangkasbitung, Utami menyatakan,
pada dasarnya rencana ruislag ini sangat baik, mengingat kondisi
bangunan Rutan Rangkasbitung kurang memadai.
Sementara tingkat
hunian para napi dan tahanan jumlahnya semakin banyak, sehingga
dibutuhkan rutan yang berkapasitas besar."Dengan bangunan yang
representatif , para tahanan mempunyai ruang gerak yang lebih luas,”
kata Akbar. (yus)