Minggu, 1 Agustus
2010 | 18:06 RANGKASBITUNG - Saat ini, sejumlah warga kota Rangkasbitung mengeluhkan
aksi pemasangan atau penyunutan petasan menjelang ramadhan.
Aksi
tersebut sangat mengundang kerawanan kebakaran dan bisa mengancam
keselamatan jiwa bagi si penyunutnya.
Dari pantauan, sebagian
besar pelaku penyunutan petasan didominasi anak-anak. Sehingga aktivitas
itu, bukan saja bisa mengancam keselamatan jiwa, namun juga mengundang
kerawanan kebakaran.
"Bukan hal aneh, jika memasuki bulan puasa,
pedagang petasan di Rangkasbitung mulai menyebar ke pasar. Apalagi,
Rangkasbitung sebagai transit peredaran petasan melalui angkutan jasa
kreta api,”ujar salah seorang warga di Kota Rangkasbitung.
Aksi
main sunut petasan juga sangat mengganggu aktivitas masyarakat dalam
melaksanakan ibadah salat tarawih malam hari.
Jika aksi ini
dibiarkan, bisa menggangu ketentraman warga saat melaksanakan salat
tarawih.
"Tahun lalu, akibat aksi penyunutan petasan banyak
menimbulkan korban ledakan. Sebagian besar korbannya adalah anak-anak.
Harapan kami, aparat keamanan harus lebih peka mencegah aksi penyunutan
petasan sebelum memasuki bulan puasa,” katanya.
Sejumlah pedagang
sembako di pasar Rangkasbitung, mengaku mulai was-was dan panik, ketika
melihat beberapa pedagang petasan mulai menggelar barang daganggannya. Para
pedagang sembako menganggap petasan adalah barang yang sensitif
menimbulkan ledakan ketika terkena api dan suhu panas.
"Kami
tidak bisa membayangkan ketika lapak pedagang petasan meledak. Yakin,
musibah kebekaran akan cepat menyebar ke sejumlah kios dan pertokoan di
pasar Rangkasbitung,” katanya.
Sementara itu, anggota DPRD dari
Komisi A bidang hukum, Enden Mahyudin, meminta aparat keamanan melakukan
langkah anstisipasi dini terhadap peredaran dan aksi penyunutan petasan
di wilayah kota Rangkasbitung dan kota lainnya di Lebak.
Aksi
peredaran petasan dan penyunutan petasan bukan hal sepele, melainkan
menjadi persoalan besar. Karena, pengalaman puasa tahun lalu, tidak
sedikit korban ledakan petasan di Lebak.
"Kami minta aparat
tanggap dengan cepat merazia petasan. Jika didiamkan, peredaran dan aksi
penyunutan petasan bisa semakin marak.,” katanya. (yus)
Minggu,
31 Juli
2010 | 18:01 RANGKASBITUNG -
Anggota badan legislasi DPRD Lebak, AM Erwin
Komarasukma, menilai peraturan daerah (perda) tentang perpakirkan di
wilayahnya, berpeluang tinggi mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).
Sabtu,
31 Juli
2010 | 18:10 RANGKASBITUNG -
Sejumlah tokoh dan aparat Desa Bojong Leles, Kecamatan
Cibadak, merasa prihatin dengan kondisi tempat pemakaman umum (TPU)
terancam longsor selama musim hujan.
Sabtu,
31 Juli
2010 | 18:02 RANGKASBITUNG -
Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) menilai pemerintah
layak memberikan perlindungan kepada sejumlah nelayan di perairan Lebak,
khususnya perlindungan jaminan kesehatan dan keselamatan jiwa.
Jum'at,
30 Juli
2010 | 18:53 RANGKASBITUNG -
Pasca musibah kebakaran 131 rumah di perkampungan Baduy,
Kampung Kajeroan Cikeusik, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar,
Kabupaten Lebak, Banten, tidak mematahkan semangat warga baduy.
Kamis,
29 Juli
2010 | 23:29
LEBAK - Sebanyak 122.972, atau 62 persen dari 226.029 kepala keluarga di
Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga kini belum menikmati
penerangan listrik, sehingga pemerintah tahun ke tahun terus
mengalokasikan program listrik masuk desa.
Kamis,
29 Juli
2010 | 23:08
RANGKASBITUNG - Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), meminta petani
agar mewaspadai serangan hama wereng coklat terhadap tanaman padi. Hama
tersebut berpeluang besar beraksi menyerang tanaman padi saat turun
hujan.