Jum'at,
30 Juli
2010 | 18:59 SERANG - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Dadang Hermawan,
mengatakan kerugian akibat padi puso di dua kecamatan di Kabupaten
Serang, Banten, yakni Kecamatan Bandung dan Kecamatan Tunjung Teja,
mencapai Rp 3,5 miliar.
Jumlah tersebut didapat dengan menghitung
jumlah sawah yang puso akibat terendam banjir, yakni seluas 287 hektar
dengan rata-rata produksi padi perhektar sebesar 5 ton.
"Kemudian
kalikan dengan Rp 2.500 per kilogram. Jadi kita kehilangan sekitar
1,435 ton," kata Dadang, Jumat (30/7).
Meski demikian, kata
Dadang, hal tersebut tidak akan memengaruhi target produksi gabah kering
giling di Kabupaten Serang sebesar 388.580 ton. "Jadi tidak terlalu
dikhawatirkan. Dalam waktu dekat ini juga, kita akan panen samapi 24.000
ton," katanya.
Dikatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi
penanggulangan lahan padi yang puso dengan Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Banten dengan mengajukan pengadaan cadangan benih
untuk mengganti yang puso. "Dibutuhkan sekitar 25 kilogram bibit,
untuk per hektar-nya," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan
Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Endang Kurnia, mengatakan
sampai Juni lalu, produksi gabah di Kabupaten Serang sudah mencapai 63
persen atau 252.756 ton.
"Saya optimis 100 persen produksi padi
tahun ini akan tercapai,” kata Endang.
Endang melanjutkan,
rata-rata produktivitas padi di tahun 2010 sampai Juni mencapai 5,57
ton, meningkat dibandingkan pada tahun 2009 yang rata-rata produktivitas
mencapai 5,4 ton per hektar."Rata-rata produktivitas ini bisa terus
meningkat," katanya.
Anomali cuaca yang terjadi di Kabupaten
Serang dan sekitarnya, lanjut Endang, ternyata menguntungkan para petani
karena produksi padi meningkat. Seharusnya, bulan Juni dan Juli
masuk ke musim kemarau, tapi sampai saat ini, hujan masih turun dengan
intensitas yang cukup tinggi.
"Selain itu, ini juga tidak lepas
dari adanya program pemerintah yaitu SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu) yang merupakan program pertanian unggulan. Setiap
kelompok SLPTT mendapat 25 hektar," katanya.
Kata Endang, ada
pula program pendukung pertanian lain seperti Jaringan Irigasi Tingkat
Usaha Tani (JITUT), pompanisasi, bantuan traktor, mesin APPO (alat
pengolah pupuk organik), dan BLP (bantuan langsung pupuk).
Ia
menjelaskan, hama masih menjadi salah satu kendala dalam bidang
pertanian di Kabupaten Serang.
"Petani mengupayakan sendiri untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan membeli pestisida di kios,
terkadang petani mengajukan permohonan ke dinas pertanian untuk
pengadaan pestisida," katanya.
Daerah sentra padi paling besar di
Kabupaten Serang berada di kawasan pantura, seperti Kecamatan Pontang,
Tirtayasa, Tanara, Carenang, Binuang, Cikande, Ciruas dan Kecamatan
Kramatwatu.
Kabupaten Serang sendiri, merupakan sentra produksi
kedua terbesar di Provinsi Banten setelah Kabupaten Pandeglang. (yus)
Selasa,
27 Juli
2010 | 22:11
SERANG - Masyarakat nelayan di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota
Serang, Provinsi Banten, mengharapkan bantuan dari pemerintah, baik
modal usaha ataupun bantuan perlatan untuk menangkap ikan.
Senin, 25 Juli
2010 | 20:59
SERANG - Puluhan seniman lukis dan ubrug, mengadakan aksi unjukrasa di
halaman kantor Gubernur Banten, Kota Serang, Senin (26/7). Dalam
aksinya, mereka menuntut agar pemerintah membangun Taman Budaya di
Banten.
Senin,
25 Juli
2010 | 20:57
SERANG – Mobil truk tronton dengan nomor polisi K 1518 HB yang diduga
ditinggalkan oleh pelaku tindak kejahatan perampokan, ditemukan tak jauh
dari gerbang tol Cilegon Timur, tepatnya Desa Serdang, Kecamatan
Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten.
Hal tersebut dibenarkan
Kasat Reskrim Polres Serang AKP, Doni Hadi Santoso. Dikatakan, penemuan
truk tronton berawal dari kecurigaan petugas yang tengah melakukan
patroli, pada Sabtu (24/7) malam lalu.
Minggu, 25 Juli
2010 | 21:29 SERANG - Kasus pengadaan alat-alat kesehatan (Alkes)
2009 oleh dinas
kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, senilai Rp44 miliar tak jelas status
hukumnya.
Sabtu,
24 Juli 2010 | 18:22
SERANG - Pemprov berencana membangun rumah dinas gubernur di
atas lahan
gedung Aula Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Banten di lingkungan
kantor gubernur Jalan Brigjen Sam’un. Pembangunan rumah dinas itu
menelan anggaran Rp 16,14 miliar.
Jum'at, 23 Juli 2010 | 14:42 SERANG - Merayakan hari
jadinya yang
ke-50, atau yang dikenal Hari
Bhakti Adhyaksa, pada Kamis (22/7), Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten
masih menampakan ketidak seriusannya dalam melakukan penegakan hukum
(Gakum).
Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten,
menargetkan akan mengungkap sebanyak 42 kasus tindak pidana korupsi di
Provinsi Banten.