Selasa, 31 Agustus, 2010 | 18:12
CILEGON - Masih ingat dengan belasan Anggota Panitia Khusus (Pansus)
pembahasan Rancangan Perda tentang Revisi Pajak Restoran yang batal
berangkat ke Cianjur untuk melakukan studi banding karena kas daerah
kosong beberapa waktu lalu?
Pengamat Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Gandung Ismanto, punya pandangan tersendiri terkait hal itu.
Menurutnya,
kekosongan kas daerah itu bisa jadi karena disebabkan oleh terlalu
banyaknya belanja politik yang dilakukan Pemkot di bawah kepemimpinan
Walikota Cilegon, Tb Iman Ariyadi dalam kurun waktu sebulan terakhir
sejak dia dilantik.
"Ya, mungkin saja kekosongan kas daerah itu
disebabkan oleh banyaknya belanja politik pasca walikota dan wakil
walikota dilantik. Sebab jika dilihat, banyak sekali program-program
populis yang direalisasikan belakangan ini,”kata dosen FISIP Untirta
itu, Selasa (31/8).
Menurut Gandung, realisasi pelaksanaan
sejumlah program populis tersebut merupakan belanja politik, dimana hal
itu dilakukan dalam rangka pemenuhan janji pasangan walikota-wakil
walikota terpilih saat kampanye.
"Sepanjang itu sudah dianggarakan dalam APBD, sebetulnya tidak ada yang menyalahi," imbuhnya.
Namun
lanjutnya, kas daerah itu benar-benar kosong, hal itu mencerminkan
tidak adanya kesinambungan antara manajemen keuangan daerah manajemen
pemerintahan.
"Ini juga aneh. Seharusnya pemerintah bisa menyelaraskan program dengan kemampuan keuangan daerah,”ujarnya.
Terpisah,
Iman Ariyadi mengatakan, kekosongan kas daerah disebabkan tidak
seimbangnya arus uang masuk dengan arus uang keluar yang tengah terjadi
saat ini.
"Banyak sekali yang mendesak kemarin. Sertifikasi guru misalnya, itu mencapai Rp 12 miliar,"katanya.
Meski
begitu, Iman berjanji pembatalan kepergian Pansus Pajak Restoran hanya
bersifat penundaan. Dengan begitu Iman juga memastikan tidak adanya
fungsi kelembagaan di Pemkot yang terganggu.
"Saya juga kan
mantan anggota Dewan, hal seperti itu atau keberangkatan ditunda, adalah
hal biasa,”kata Iman, dalam jumpa pers di Ruang Rapat Walikota, Selasa
(31/8).
Sekda Kota Cilegon, Abdul Hakim Lubis mengatakan, kas
daerah banyak terpakai untuk pencairan biaya sejumlah program yang
dinilai mendesak saat ini, seperti untuk pembayaran sertifikasi guru.
Pada
saat bersamaan, diketahui pemkot banyak merealisasikan pelaksanaan
program-program yang bersifat populis, seperti BML (bantuan masyarakat
langsung), pembebasan biaya SPP madrasah Aliyah Negeri, dan sejumlah
program bantuan sosial lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya,
Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Cilegon, pembahasan revisi Perda
tentang Pajak Restoran batal melakukan studi banding ke Cianjur pekan
lalu.
Hal itu disebabkan pengajuan dana SPPD (surat perintah
perjalanan dinas) mereka, di tolak Dinas Pengelolaan dan Pendapatan
keuangan Daerah (DPPKD) dengan alasan kas daerah kosong. (yus)
Pelabuhan Merak Jadi Konsentrasi Pusat
MERAK
- Setiap menjelang perayaan Idul Fitri yang kemudian disusul dengan
arus mudik, berbagai pejabat tinggi negeri ini, selalu melakukan
peninjauan ke Pelabuhan Penyeberangan Merak.
Hal itu tentu saja menimbulkan pertanyaan banyak hal dari kalangan masyarakat banyak.
Menurut
Direktur Usaha Pelayaran PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
(ASDP) Indonesia Ferry, Youlman Jamal, PT ASDP Pusat memang
terkonsentrasi ke Pelabuhan Merak setiap kali arus mudik lebaran dan
masa liburan lainnya.
Karenanya, wajar jika pada saat musim mudik dan lebaran, mulai dari menteri hingga DPR RI kerap melakukan kunjungan ke Merak. Youlman
Jamal menyatakan, di Indonesia terdapat 31 cabang PT ASDP. Dari jumlah
tersebut, ada 8 cabang yang dinilai besar dan menjadi fokus PT ASDP
Pusat.
Adapun ke 8 cabang yang menjadi fokus perhatian PT ASDP
itu, antara lain Pelabuhan Merak, Bakauheni, Surabaya, Ketapang
Gilimanuk, Padang Bai Lembar, Kayangan, Bajoe Kolaka, dan Pelabuhan
Bangka.
"Nah, dari 8 yang menjadi fokus kita Pelabuhan Merak
merupakan pelabuhan terpadat. Karenanya, Merak menjadi perhatian
khusus,”terang Youlman.
Menyinggung soal Merak yang menjadi
pelabuhan terpadat dan menjadi konsentrasi PT ASDP Pusat, berbagai
terobosan juga dilakukan untuk mendukung kelancaran di pelabuhan
tersebut.
Saat ditanya terkait proyek Fly Over Merak, Youlman
tidak membantah, bahwa proyek tersebut merupakan bagian dari perhatian
pusat terhadap keberadaan Pelabuhan Merak."Ya, ini bagian dari
konsentrasi pemerintah pusat,” tegasnya.
Untuk diketahui, proyek
Fly Over Merak, merupakan bagian dari paket pembangunan Fly Over
Merak-Balaraja yang dilakukan pihak Kemeterian Pekerjaan Umum.
Sementara
Proyek itu, diprediksikan akan selesai awal tahun 2011 mendatang,
dengan total anggaran sebesar Rp 186 miliar. Dari angka tersebut,
pembagunan Fly Over Merak akan menelan dana sebesar Rp 100 miliar. (yus)
|
| -
|
|