Sabtu, 03 Juli 2010 | 16:52 SERANG – Penduduk miskin Banten pada Maret 2010, tercatat ada 758.163 orang.
Jika dibandingkan jumlah penduduk miskin pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 788.067 orang, maka terjadi penurunan sebanyak 29.904 orang (7,1%).
Meski demikian, penduduk miskin di perdesaan justru meningkat 539 orang dan di perkotaan turun 30.443 orang.
Kepala Badan Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Bambang Luarso dalam siaran pers, Jumat (2/7) kemarin, menjelaskan, masih pada periode yang sama, terjadi penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2). "Artinya, hal ini mengindikasikan bahwa secara rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan. Demikian juga dengan ketimpangan pengeluaran antarpenduduk miskin semakin menyempit,”jelas Bambang.
Penduduk miskin berkurang, kata Bambang, karena ada sejumlah program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pemerintah, seperti bantuan langsung tunai (BLT), PNPM Mandiri, P2KP, dan lainnya.
"Program anti-kemiskinan ini membuat penduduk miskin terkoreksi dan terus mengalami penurunan mulai dari tahun 2007 sampai tahun ini,”jelasnya.
Ia menyebutkan, penduduk miskin pada 2007 mencapai 886.200 orang, 2008 turun jadi 816.742 orang, 2009 sebanyak 788.067 orang, dan pada 2010 turun lagi menjadi 758.163 orang.
Jumlah penduduk miskin di Banten, lanjut Bambang, mencapai puncaknya pada 2006 sebanyak 904.300.
Banyaknya jumlah penduduk miskin pada 2006, karena pada periode penghitungan tersebut (Oktober 2005), pemerintah kembali menaikkan harga BBM untuk tahap dua yang memicu inflasi sebesar 6,88 persen.
"Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin,” katanya. (AM)
