Kamis, 22 Juli 2010 | 19:48 JAKARTA - Sejumlah kalangan mempertanyakan penyelesaian penyidikan kasus
mafia hukum di balik pembebasan Gayus Halomoan Tambunan setelah tim
khusus bentukan Kepala Polri dibubarkan.
Wakil Ketua Komisi Hukum
Dewan Perwakilan Rakyat, Tjatur Sapto Edi, mempersoalkan adanya dua
jenderal polisi yang belum tersentuh padahal mereka punya peran besar
dalam membuka blokir rekening Gayus senilai Rp 28 miliar.
"Penanganannya
tidak jelas. Pencopotan mereka dari jabatannya bukan merupakan sebuah
sanksi,"kata Tjatur, kemarin, mengenai tindakan Polri terhadap Brigadir
Jenderal Edmon Ilyas dan Brigadir Jenderal Raja Erizman. "(Hal itu)
perlu dipertanyakan.”
Kedua perwira ini, adalah mantan Direktur
II Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal. Edmon, yang kemudian menjabat
Kepala Kepolisian Daerah Lampung, dan Raja, yang masih menjabat Direktur
II Ekonomi, dicopot dan "diparkir” sebagai perwira tanpa jabatan
setelah kasus ini mencuat.
Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan
Mafia Hukum, Denny Indrayana, menyesalkan pembubaran tim yang dulu
dibentuk sebagai tanggapan atas rendahnya tingkat kepercayaan publik
kepada Polri ini.
"Kasus Gayus itu sebenarnya belum tuntas,
terutama mafia pajak dan mafia hukumnya."
Kepala Badan Reserse
Kriminal Polrim Komisaris Jenderal Ito Sumardi, mengatakan tim khusus
kasus Gayus dibubarkan pada Selasa lalu karena tugasnya dianggap
selesai.
"Beberapa oknum penyidik Polri sudah dilimpahkan
berkasnya ke kejaksaan. Maka, tugas tim sudah selesai,” katanya. "Penanganan
selanjutnya tentu ditangani seperti biasa, di Badan Reserse Kriminal."
Tentang
Edmon dan Raja Erizman, Ito mengatakan tak ditemukan indikasi
pelanggaran pidana yang mereka lakukan dalam kasus Gayus.
Namun
keduanya dianggap telah melakukan kelalaian. "Makanya, mereka dicopot."
Yang
juga dikhawatirkan lolos dari penyidikan, adalah 149 perusahaan yang
pernah ditangani oleh Gayus.
Sebagian dari perusahaan ini,
diduga kuat mengalirkan dana milirian rupiah ke kantong pegawai pajak
itu, dan sejumlah pihak yang membantu menurunkan nilai pajak mereka. (*)
Rabu, 21
Juli 2010 | 23:00 JAKARTA
- Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Edward Aritonang, menolak
kehadiran auditor independen untuk memeriksa ulang rekening perwira
Polri yang dicurigai bermasalah.
Rabu, 21 Juli 2010 | 10:48
JAKARTA - Kasus penculikan kembali terjadi. Kali ini korbannya adalah HK
(17), siswa kelas III SMA BPK Penabur Pluit. Selain minta uang tebusan
Rp 50 juta, empat kawanan penculik berhasil menggasak mobil Toyota
Avanza milik orangtua korban.
Rabu, 21 Juli 2010 | 10:22 BANDUNG -
Bank Indonesia (BI), berencana
tak mengedarkan lagi uang
kertas pecahan Rp 1.000.
Bentuk yang diedarkan hanya logam,
karena uang kertas lebih mudah lusuh. Pencetakan kembali untuk mengganti
uang yang tak layak pakai akan menelan biaya besar.
Rabu, 21 Juli 2010 | 01:49 JAKARTA - Bank
Indonesia atau BI mulai Selasa sore (20/7) sudah
meluncurkan uang logam pecahan Rp 1.000 tahun emisi 2010, dan uang
kertas pecahan Rp 10.000 desain baru.
Selasa,
20 Juli 2010 | 22:25 JAKARTA -
Ancaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pengusaha
nasional agar tidak menjadikan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)
sebagai alasan untuk meningkatkan biaya produksi, mencerminkan
ketidakpahaman dan ketidakonsistenan pemerintah terhadap jalan ekonomi
yang digagasnya sendiri.
Selasa, 20 Juli 2010 | 20:40 JAKARTA -
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Edward
Aritonang, menyatakan kepolisian bertindak tegas setiap kekerasan
terhadap pers.
Minggu, 18 Juli 2010 | 12:08 MAKASSAR -
Radio swasta se-Sulawesi
Selatan memboikot pemutaran
lagu-lagu milik Luna Maya. Pemboikotan itu sebagai bentuk kepedulian
masyarakat penyiaran atas perbuatan asusila artis papan atas itu.
Jum'at, 16 Juli 2010 | 19:20 JAKARTA - Wakil
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho
menyayangkan sikap beberapa pihak yang mengarahkan pengeroyokan terhadap
aktivis mereka menjadi hanya sebuah tindak kriminal biasa.
Jum'at,
16 Juli 2010 | 19:05
JAKARTA -
Polri membentuk dua tim untuk penyidikan kasus video porno yang menyeret
mantan vokalis grup band Peterpan, Nazriel Irham alias Ariel, dan dua
presenter, Luna Maya serta Cut Tari.
Jum'at, 16 Juli
2010 | 19:20
JAKARTA - Wakil
Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho
menyayangkan sikap beberapa pihak yang mengarahkan pengeroyokan terhadap
aktivis mereka menjadi hanya sebuah tindak kriminal biasa.
Ia
berkukuh, bahwa
pengeroyokan terhadap Tama Satya Langkun memiliki kaitan
dengan pekerjaannya di ICW.
"Ini ada kaitannya dengan kerja Tama
di ICW dan sikap ICW dalam memerangi kasus korupsi. Saya yakin Tama
dianiaya karena investigasinya tentang rekening polisi,”,” kata Emerson.
Emerson
meminta masyarakat tidak sampai terjebak oleh
arahan-arahan yang dibentuk pihak tertentu, yang mengatakan kejadian
yang menimpa Tama dipicu oleh masalah pribadi, seperti judi bola atau
masalah wanita.
Ia kembali menegaskan, tak ada masalah pribadi
yang bisa membuat Tama babak-belur seperti itu. "Kalau masalah pribadi,
tak seekstrem itu,” Emerson menambahkan.