Selasa, 20 Juli 2010 | 22:21
LEBAK - Sebanyak 500 Kepala Keluarga (KK), Kampung Canali, Desa Sanghiang, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, hidup dalam kondisi  terisolir.

Mereka mengaku bertahun-tahun hidup dilokasi yang terpisahkan oleh sebuah kali bernama Curug Kebo sepanjang 20 meter.

Informasi  yang diperoleh, warga tersebut merasa terisolir karena setiap kali akan menuju ke Desa Bolang, harus melintasi jembatan hasil swadaya terbuat dari bambu.

Kini jembatan tersebut sudah rapuh dan rawan roboh. Sementara, mereka mengaku cemas melintas di jembatan Curug Kebo yang berada di atas permukaan kali setinggi empat meter-an.

"Jika musim hujan turun, kami terpaksa tak bisa melintasi jembatan itu. Jika kami memaksakan khawatir bisa terpeleset jatuh ke kali tersebut,” kata Harun, warga Canali.

Menurut dia, sejumlah tokoh pernah mengusulkan ke pemerintah daerah agar mengalokasikan anggaran pembangunan jembatan tersebut, pada tahun anggaran 2010.

Akan tetapi, anggaran tersebut menurut kabarnya ditangguhkan pada perubahan anggaran 2010. Alasan pemerintah menangguhkan, karena anggarannya tidak cukup, hanya sebesar Rp500 juta.

"Ya, kami pernah mengusulkan anggaran jembatan pada saat kedatangan anggota dewan yang reses ke daerah kami. Namun sekarang kami mendengar kabar usulan itu ditangguhkan oleh pemerintah daerah,” katanya.

Dihubungi terpisah, anggota DPRD Lebak, asal daerah pemilihan Kecamatan Malingping, H Suryadi dari Fraksi Partai Golkar, membenarkan telah menerima aspirasi masyarakat.

Dia bersama teman-teman dewan sudah mengusulkan anggaran jembatan Canali pada perubahan APBD tahun 2010.

Akan tetapi anggaran yang semula direncanakan Rp500 juta, malah sekarang ditangguhkan oleh pemerintah daerah.

"Mungkin anggaran itu ditangguhkan mengingat tidak cukup untuk membangun jembatan permanen Canali. Namun kami tetap berharap sebaiknya aloksikan saja anggaran itu, karena pembangunan jembatan itu sangat mendadak dan sangat dinantikan masyarakat,” kata Suryadi. (yus)