Selasa, 20 Juli 2010 | 22:21
LEBAK - Mengingat tingginya resistensi musibah kebakaran di wilayah Lebak Selatan (Baksel), Kabupaten Lebak, Banten, pemerintah daerah setempat sudah saatnya memberikan pasilitas mobil kebakaran.

Hal tersebut dipandang penting, menyusul insiden kebakaran di Kampung Cikawung, Desa Mugijaya, Kecamatan Cigemblong beberapa waktu lalu yang tidak bisa tertangani cepat oleh petugas pemadam kebakaran.

"Kami menilai resiko tinggi kebakaran di sana karena masih banyak warga yang tidak menutup kemungkinan kurang bisa memahami cara pemasangan gas elpiji atau bisa juga karena lalai mematikan lampu. Faktor lain juga bisa akibat korsleting listrik,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar , H Encup Suprani, Selasa (20/7).

Untuk mengantisipasi kelambatan penanganan pemadaman kebakaran, pemerintah harus bisa menempatkan satu unit mobil damkar di sana.

Secara teknis, penempatan mobil damkar itu bisa distanbay-kan di kantor kecamatan, atau di daerah rawan kebakaran. Sehingga tidak lagi terjadi kelambatan penanganan kebakaran.

"Kami menilai kalau sudah terjadi kebakaran masal, tingkat pengamanan dilakukann warga tidak akan maksimal. Karenanya, dibutuhkan alat pemadam kebakaran yakni mobil damkar. Dengan penempatan mobil damkar, tentu bisa menekan tingkat kelambatan  pemadaman kebakaran,”tandas Encup.

Sebelumnya, ratusan rumah di Kampung Cikawung, Desa Mugijaya, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak terbakar, Minggu (18/7) lalu, sekitar pukul 19.00 WIB.

Hingga sekitar pukul 22.00 WIB, belum diketahui penyebab kebakaran, karena api belum semuanya berhasil dipadamkan. Sejauh ini belum diperoleh adanya korban jiwa.

Kepala Desa Mugijaya, Kecamatan Cigemblong, Madsuri saat dikonfirmasi, membenarkan adanya musibah kebakaran. Ia belum dapat memastikan jumlah rumah yang terbakar dan besaran kerugian akibat kebakaran tersebut.

Akan tetapi dia memprediksi, rumah yang terbakar jumlahnya sangat banyak. Bahkan , mencapai ratusan rumah yang hangus terbakar. (yus)