Jum'at, 02 Juli 2010 | 18:19 CILEGON - Pihak industri di Cilegon diminta untuk lebih memberi perhatian kepada masyarakat di Cilegon.
Perhatian
dimaksud, tidak cukup hanya berupa bantuan-bantuan materi saja. Lebih
dari itu, industri punya tanggungjawab untuk memberdayakan masyarakat.
"Selama
ini, kita tahu memang sudah sering satu-dua industri terekspos
memberikan bantuan ini dan itu kepada masyarakat. Dengan tidak
mengurangi terima kasih, masyarakat butuh yang lebih dari sekedar itu,
yakni pemberdayaan agar masyarakat berdaya, sejahtera dan
mandiri,"papar pembina Pondok Pesantren Alkhairiyah Citangkil, Ustad
Sunardi, Jumat (2/7).
Dia mencontohkan, PT Krakatau Steel,
seharusnya punya tanggungjawab yang lebih dari sekedar memberi bantuan
materi kepada lembaga pendidikan agama, seperti Ponpes Alkhairiyah
Citangkil.
Hal itu mengingat sejarah pendirian pabrik PT KS di
Cilegon, tidak bisa dilepaskan dari keikhlasan masyarakat Cilegon,
khususnya Citangkil, yang merelakan lahannya digunakan untuk mendirikan
pabrik baja milik BUMN tersebut.
Sunardi mengulas, kehidupan
masyarakat Cilegon sebelum era industri ditopang dari hasil pertanian
dan laut, termasuk untuk membiayai pendidikan anak-anaknya.
Ketika
lahan pertanian dan laut dijadikan kawasan industri, dan masyarakat
tidak ikut dilibatkan dalam kegiatan industri, masyarakat kehilangn
penghidupan.
"Boro-boro untuk bayar sekolah. Buktinya,
pesantren Alkhairiyah yang kebesarannya dulu menyeberangi lautan,
sekarang seperti hidup segan mati tak mau. Jumlah santri menurun
drastis dari tahun ke tahun,"paparnya.
Pada kesempatan itu,
Sunardi juga mengungkapkan, kondisi dua dari tiga asrama santri Ponpes
Alkhairiyah Citangkil, saat ini butuh perbaikan total, karena
berangsur-angsur kehilanagn santri penghuninya.
"Dengan
bantuan pemberdayaan dari Industri diharapkan lembaga pendidikan agama
seperti Alkhairiyah bisa kembali menemukan kejayaannya," pungkasnya.
(yus)